Selasa, 02 Desember 2014

Merekalah Sang Juara Sejati

Di masa depan, kondisi seburuk apapun akan membaik saat kita semua mau belajar.


19 November 2014. Hari pertamaku bertemu dengannya, tapi bisa dikatakan aku menaruh hati padanya. Hari itu, aku sedang menggantikan mentornya yang berhalangan hadir karena ada acara di kampusnya. Saat itu, kami sedang belajar tentang tujuan mempelajari Al-Qur’an dan tibalah saat aku mencoba menggali seberapa jauh kemampuan mereka dalam menghafalkan beberapa ayat dalam Al-Qur’an.

Fajar, remaja berumur 17 tahun itu dengan fasihnya melantunkan hafalan juz 29-nya di hadapan teman - teman sebayanya dengan rasa malu-malu. Adakah yang spesial? Sekilas tidak ada. Namun, lama kelamaan aku melihat sesuatu yang berbeda pada dirinya. Fajar tidak seberuntung anak - anak lain di dunia ini yang bisa melihat indahnya dunia dengan bebas. Dia adalah salah satu Anak Juara Rumah Zakat dengan kondisi tuna netra. Namun ketika kutanya berapa hafalannya, dia menjawab “Saya baru hafal 3 juz dalam Al-Qur’an mbak”. Dan ketika kutanya kenapa dia tidak membawa Al-Qur’annya, dia menjawab “Al-Qur’an Braille dibagi menjadi jilid-jilid berdasarkan juznya mbak, dan tiap 1 juz nya itu setebal Al Qur’an biasa”. Bisa kubayangkan, betapa beratnya ketika dia membawa kitabnya walau hanya 1 jilid. Subhanallah. Betapa kita seharusnya malu dengan kondisi kita yang lebih baik dari Fajar sementara mungkin hafalan juz kita masih dalam hitungan jari.

Di sudut lain, ada seorang remaja manis berkerudung putih yang sama – sama melantunkan ayat Al Qur’an dengan indahnya. Namanya Martina, umurnya baru sekitar 14 tahun. Sehari-hari, waktunya dihabiskan bukan untuk bermain. Dia adalah anak sulung dari 5 bersaudara di rumahnya sedangkan orangtuanya tidak sanggup mencari nafkah dengan baik. Kewajiban itupun secara langsung menjadi tanggung jawabnya. Namun dia tak kalah hebat dengan Fajar, hafalan Martina telah membawanya menjadi anak juara yang sering mendapatkan undangan “qiro’ah” di beberapa acara di kantor Rumah Zakat.

Atap - atap masjid PLN di daerah Laweyan, Solo menjadi saksi bisu. Barangkali kalo boleh berbicara, mereka akan meminta mereka datang tak hanya dua kali dalam sebulan. Ya, mereka merindu Anak - Anak Juara ICD Laweyan (anak asuh Rumah Zakat) yang melakukan pembinaan rutin dua kali dalam sebulan. Di sela - sela aktivitas mereka bersekolah ataupun menuntut ilmu di bangku kuliah, semangat mereka tak pernah pudar. Di hari biasa mereka menuntut ilmu di tempat mereka masing - masing, dan di akhir pekannya mereka melangkah ke majelis - majelis pembinaan rutin Rumah Zakat.
Anak asuh ini sebagian besar adalah anak yatim, piatu dan atau dhuafa'. Jenjang pendidikan dan latar belakang keluarganya pun bermacam – macam. Mereka adalah anak – anak kurang beruntung dalam hal finansial keluarganya dan terancam tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi jika tidak ada yang membantu biaya sekolah mereka.


Agenda Anak Juara Rumah Zakat ICD Laweyan di tahun 2014
"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS 2:215)

Rumah Zakat (www.rumahzakat.org/@rumahzakat) melalui salah satu program Senyum Juara-nya yang concern ke bidang pendidikan sedikit membantu masalah klasik anak – anak ini. Tiap bulannya, Rumah Zakat menjadi lembaga yang menyalurkan donasi dari para donatur Rumah Zakat dengan syarat anak asuh harus mengikuti pembinaan rutin ataupun program lain yang ditetapkan oleh kantor.

Masih ada ribuan Fajar ataupun Martina di sekitar kita. Masihkah kita hanya akan berdiam diri?

Jika ada anak – anak dengan kriteria seperti di atas, sobat bisa memberikan informasi ini kepada wali / orangtua mereka untuk mendaftarkan diri menjadi Anak Juara Rumah Zakat yang pendaftarannya dibuka sepanjang tahun (syarat dan ketentuan berlaku).

Apa saja yang dibutuhkan untuk mengikuti seleksi awal menjadi Anak Juara Rumah Zakat? Syarat yang paling utama adalah ananda yang bersangkutan haruslah terdaftar sebagai siswa / mahasiswa aktif suatu sekolah ataupun kampus. Selain itu, persyaratan lain yang harus dilengkapi adalah
  1. Pas foto terbaru 3x4 sebanyak 2 lembar
  2. FC raport / transkip nilai terakhir
  3. FC KTP pengaju / orangtua / wali
  4. FC KK
  5. Surat Keterangan Tidak Mampu dari RT / RW
  6. Surat keterangan dari DKM Masjid
  7. Surat keterangan kematian ayah (jika anak yatim)
Syarat tersebut tinggal dikirimkan ke kantor cabang Rumah Zakat terdekat di sekitar sobat. Untuk kota Solo Kantor Cabang Rumah Zakat Solo ada di Jalan Kalilarangan no. 39, Serengan, Solo (daerah selatan Matahari Singosaren). Setelah itu, jika lolos akan ada petugas yang memberikan konfirmasi untuk melanjutkan ke tahap seleksi selanjutnya. Mudah sekali kan?

Dengan menyebarkan informasi ini kepada sanak saudara ataupun tetangga yang membutuhkan maka Insya Allah sobat sudah tercatat menolong anak yatim ataupun dhuafa. Karena, bisa jadi, sosok - sosok seperti Fajar dan Martina inilah yang nantinya akan menjadi salah satu orang yang hebat dan berguna khususnya bagi agama Islam.

Benar kan?