Bagaimana suasana
malam pertama di alam kubur?
Bagaimana
kedahsyatan siksaannya?
Dosa dosa apakah
yang menyebabkan siksa kubur?
Bagaimana metode
menjemput kematian terindah?
Kitab Awwalu
Lailatin Fil Qobr (DR. Aidh Al Qorni)
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah
ditentukan waktunya. (QS. Ali Imran : 145)
Hai jiwa yang
tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka
masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS.
Al Fajr : 28-30)
Malam
pertama di alam kubur
Pada hari itu, ia
begitu bahagia. Menikmati indahnya alam ciptaan ALLAH bersama anak dan keluarga
penuh keceriaan. Hidup dalam kesenangan dan kesehatan terjamin. Tertawa melihat
polah tingkah anaknya yang lucu – lucu demikian pula anaknya yang menertawakan
polah orangtuanya. Lalu tiba tiba ia tiba disergap suatu malam, malam saat ia
dijemput oleh kematian.
Sakaratul Maut ?
Bahkan orang mukmin pun merasakannya.
Dan
datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari
daripadanya. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman. Dan
datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan
seorang malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari
(hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari itu amat tajam. Dan yang menyertai dia berkata:
"Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku" (QS. Qaaf 19 –
22)
Malam itulah malam
pertama ia berada di alam kubur, sendiri dikecam oleh kesunyian tanpa anak
istri, juga sahabat karib karena yang ada hanyalah amal. Inilah malam pertama
dimana anak kita menjadi yatim, suami kita menjadi duda (istri kita menjadi
janda). Malam pertama yang menggusur tidur kita dari kasur empuk menjadi
dinginnya tanah berselimutkan kafan. Inilah malam yang telah mengusir kita dari
rumah mewah nan megah menempati liang lahat yang gelap lagi sempit.
Kemarin malam kita
masih berpesta pora makan dan minum bersama sahabat karib dan tiba tiba malam
ini kita masuk ke malam pertama yang kita menjadi santapan cacing tanah,
serangga dan binatang menjijikkan yang lain.
Pada malam ini kita
baru tersadar bahwa harta, keluarga, jabatan yang kita kerja keras mencarinya
sampai lalai dari mengingat ALLAH SWT, tidak sedikitpun dari semua itu menemani
dan membela kita. Allah berfirman dalam QS. At Takatsur 1 – 3.
Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu,
kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
Inilah malam episode
pertama dari alam akhirat. Kuburan bisa menjadi taman syurga, sebaliknya ia
bisa menjadi salah satu lubang diantara lubang neraka. Inilah KEMATIAN, datang dengan tiba-tiba, datang
dengan tepat waktu tak bergeser barang satu detik pun.
Merenggut dengan
paksa, melenyapkan segala nikmatnya dunia. Tak pernah memilah tua muda. Kaya
miskin, sehat maupun sakit. Ia datang untuk mengeluarkan manusia dari rotasi
kehidupan yang selama ini kita jalani.
Ketahuilah, rumah
yang kokoh dan megah tak akan mampu membetengi kedatangan sang pencabut nyawa.
Tumpukan uang deposito di bank tak akan sanggup menyogok malaikat maut untuk
mengundurkan waktu kematiannya.
Inilah realitas
kematian. Seberapa siapkah kita menyongsong kedatangan malam pertama di alam
kubur? Bukankah Rasulullah sudah bersabda bahwa orang yang paling cerdas
diantara kita adalah orang yang sering mengingat mati dan mempersiapkan bekal
setelah kematiannya.
Marilah kita siapkan
lentera yang akan menyinari malam pertama kita di alam kubur. Karena demi ALLAH
tidak ada yang sanggup meneranginya selain iman dan amal sholih kita sendiri.
Metode
Menjemput Maut
Kematian adalah
nasihat terbaik dan guru kehidupan, sedikit saja kita lengah dari memikirkan
kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan. Sesungguhnya
manusia telah memilih bagaimana akhir hidupnya, dan pilihan itu ada pada
bagaimana kita menjalani kehidupan. Sebagaimana kita menjalani kehidupannya,
sepert itulah kemungkinan besar ia akan menghadapi kematiannya.
Karena sesungguhnya
dengan menjalani kehidupan berarti kita sedang berjalan menuju kematian kita.
Pernahkah kita
mendengar berita tentang seorang pezina mati kamar hotel di atas perut wanita
nakalnya, Seorang pecandu narkotik mati saat pesat narkobanya dan para penjudi
sekarat di atas meja judinya. Begitu juga kita pernah mendengar seorang ahli
ibadah meninggal di atas sajadahnya.
Alangkah malangnya
saat ajal tiba, jikalau kita masih berlumur dosa dan nista.
Inilah malam pertama
di alam kubur
Sendiri, dicekam
sepi gelap yang tak pernah terbayang
Hilanglah sudah
semua gemerlapnya dunia
Rumah dengan jerih
payah yang bertahun tahun telah kita bangun
Istri/Suami yang
cinta dan pengabdiannya begitu tulus
Anak yang melekat
padanya darah daging kita
Orangtua yang
tetesan kasih sayangnya mengalir dalam tubuh kita
Dan perusahaan yang
mati matian kitahabiskan waktu untuknya
Mobil mewah yang
selalu jadi kebanggan
Tapi kini hari itu
telah pergi, masapun telah tiada
Yang tersisa
hanyalah dosa yang terus terbayang
Teringat akan
suami/istri yang senantiasa ditelantarkan hak haknya
Anak yang telah kita
kotori tubuhnya dengan nafkah yang haram
Orangtua yang di
sisa hidupnya belum sempat kita bahagiakan
Handai taulan yang
meminta bantuan tapi kita biarkan
Dan kawan kawan yang
telah banyak kita kecewakan
YA ALLAH masihkah
ada hari milikmu untukku
Agar bisa ku
tuntaskan semua urusan
Lilitan hutang yang
belum terbayar
Banyaknya amanah dan
kepercayaan yang tidak tersampaikan
Beribu janji yng
sering diingkari
Dan uang korupsi
yang telah kita nikmati dan kita bagi
Namun, kini pintumu
sudah tertutup rapat
Bertaubat sudah
terlambat, Menyesali diri sudah tak berarti
Dan tinggallah diri
sendiri menangung beban dosa dan kesalahan yang tak termaafkan
Merasakan
penderitaan yang panjang yang tiada berakhir
Sekarang (selagi
masih bisa membaca tulisan ini) adakah dalam diri kita mati itu sebagai
penasihat??
Semoga, selagi masih ada waktu!!
FASE
FASE ALAM KUBUR
- Kesempitan kubur
- Pertanyaan malaikat
- Azab / nikmat kubur
- Ditempatkannya ruh
- Kebangkitan di hari
akhir
Alam kubur adalah
alam perantara kehidupan dunia dan akhirat yang dimulai setelah kematian
Selama masa ini
seorang yang beriman merasa bahagia, sedangkan orang kafir mengalami adzab
Orang yang sudah
mati akan dihimpit dalam kubur, mukmin atau kafir siapapun itu. Bedanya
penyempitan yang dialami oleh orang mukmin tidak dialami selamanya. Tidak
seperti orang kafir yang terus menerus dihimpit sampai tulang rusuknya pecah
hingga hari kebangkitan.
Rasulullaah SAW
bersabda :
Sesungguhnya
kubur itu memiliki himpitan sekiranya ada orang yang selamat darinya, maka akan
selamatlah Sa’ad bin Mu’adz. Beliau mengalami kesempitan kubur, Padahal beliau
adalah seorang pemimpin yang penuh kemuliaan. Kematiannya mengguncang arsy,
dibukakan baginya pintu pintu langit yang banyak. Kesyahidannya disaksikan oleh
70 ribu malaikat. Maka sungguh ia mengalami himpitan kubur, kemudian Allah
melapangkannya. (HR. Nasa’i)
Apabila beliau
mengalaminya padahal beliau adalah pemimpin yang besar, shaleh dan sudah
dijamin mati syahid, Bagaimana dengan kita dan saya?
Pertanyaan
Malaikat
Rasulullaah SAW
bersabda
Seorang manusia
apabila diletakkan di dalam kubur dan sahabatnya berpaling pulang
meninggalkannya dan dia mendengar suara sandalnya menjauhinya. Akan datang
kepadanya dua malaikat, mendudukkannya dan bertanya:
Siapakah tuhanmu -
Siapakah nabimu - Apakah agamamu
Maka jawablah :
Allah adalah Tuhanku
- Muhammad adalah nabiku - Dan islam adalah agamaku
Terdengarlah seruan
dari langit :
Benar, hambaku..
hamparkan baginya tikar dari surga, lalu angin dan wangi surga datang kepadanya
Kemudian kuburan
diluaksan seluas mata memandang, seorang yang rupawan datang menemaninya yang
tiada lain adalah amal shalihnya (HR. Ahmad, Abu Daud, Hakim dan Baihaqi)
Benarkah kita bisa
menjawabnya?
Sementara,
Dari lisan yang
jarang menyebut asmaNya
Dan ibadah yang
sering kita remehkan
Serta sunnah rasul
yang kita abaikan
Pada saat itu, kita
hanya bisa menjawab “Tidak, Tidak, Tidak”
Terdengarlah suara
penyeru dari langit
Hambaku ini seorang
pendusta, hamparkan padanya tikar dari api neraka, bukakan baginya pintu neraka
agar panas dan keringnya neraka mendatanginya. Kuburnya disempitkan sampai
pecah tulang tulangnya, seorang yang berwajah buruk dan berbau busukpun datang kepadanya
yang tiada lain adalah amal buruknya.
Lantas, bagaimana
dengan kita besok?
Sebuah catatan,
semoga menjadi pengingat bahwa ”urip ning dunyo iki sejatine mung mampir
ngombe” (Hidup di dunia ini sebenarnya hanyalah mampir untuk minum / hanya
bertamu).
Semoga bermanfaat.