RACHMAD ADI RIYANTO ~ 16 DESEMBER 2015
Menjadi
pribadi yang bermanfaat merupakan salah satu misi hidup saya. Oleh karena itu,
ketika menjadi mahasiswa, saya aktif dalam berbagai kegiatan sosial
kemasyarakatan. Visi saya adalah menjadi pribadi yang baik dengan memberikan
kebermanfaatan bagi orang lain, seperti yang Rasulullah sabdakan dalam
haditsnya “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Saya
meyakini bahwa tugas seorang mahasiswa tidaklah sekedar belajar saja, akan
tetapi saya merumuskan tugas mahasiswa adalah
5B+1 yaitu Belajar, Berkarya,
Berprestasi, Bermanfaat, Bermartabat, dan senantiasa Bersyukur kepada Sang Kholiq. Sesuai dengan hal
tersebut, pasca saya dinobatkan sebagai Finalis Mahasiswa Berprestasi tingkat
Nasional tahun 2013, aktivitas ekstra kampus saya lebih saya fokuskan pada
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka berbagi kebermanfaatan
untuk membangun Indonesia.
Saya
sadar, Indonesia adalah negeri yang kaya akan tetapi saat ini Indonesia juga
sedang kaya akan masalah. Saya tidak ingin menjadi masalah, atau hanya sekedar
mempermasalahkan masalah-masalah. Saya ingin menjadi salah satu bagian dari
solusi atas permasalahan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, berkarya dan
bermanfaat menjadi pilihan saya untuk memberikan sumbangsih solusi atas masalah
yang ada di Indonesia. Hal inilah yang mendorong saya untuk merintis sebuah
program pemberdayaan masyarakat di daerah Selo, Boyolali dan pada tahun
berikutnya program tersebut saya terapkan kembali di daerah Tawangmangu,
Karanganyar.
Program
pemberdayaan masyarakat yang saya laksanakan adalah pelatihan dan pendampingan
usaha produksi Dodol Wortel Kaya Susu (DOTEKASU)
di Desa Senden, Selo, Boyolali. Program ini merupakan salah satu Program
Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat yang didanai oleh Dikti
tahun 2013 dan mendapatkan tambahan pendanaan dari Program Hibah Pemberdayaan
Masyarakat dari Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) klaster
Mahasiswa (sebagai 10 proposal terbaik dan terpilih untuk didanai). Desa Senden
merupakan sebuah desa yang terletak di kaki gunung Merbabu, desa ini mashur
sebagai penghasil produk pertanian hortikultura dan banyak membudidayakan
wortel. Banyaknya produksi wortel di desa ini menyebabkan rendahnya harga jual
wortel, diperparah dengan kandungan air wortel yang cukup tinggi yang
mengakibatkan pada singkatnya umur simpan wortel setelah dipanen. Tidak jarang
warga justru merugi dan menjadikan wortel hasil panennya sebagai pakan ternak.
Oleh karena itu, saya bersama dengan teman-teman dalam tim berusaha untuk
memberikan solusi atas permasalahan ini yaitu dengan pelatihan dan pendampingan
usaha produksi DOTEKASU.
Pengolahan wortel menjadi DOTEKASU ternyata mampu
memperpanjang umur simpan produk dan meningkatkan nilai ekonomisnya. Warga yang
semula menjual wortel dalam kondisi segar, setelah diadakannya program ini
mulai beralih dengan tidak hanya menjual wortel segar saja tetapi juga produk
olahan wortel yaitu DOTEKASU. Dalam program ini warga tidak hanya dilatih untuk
memproduksi DOTEKASU saja akan tetapi juga ada pengenalan Good Manufacturing
Practice dan Kewirausahaan. Profil lengkap program ini terangkum dalam video
profil yang tersaji di https://youtu.be/TreFkZRILFk . Program pemberdayaan masyarakat ini berhasil menjadi Juara 3 dalam
Kompetisi Bina Masyarakat Mahasiswa Pertanian dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa
Pertanian Indonesia di IPB. Saya bercita-cita agar banyak program serupa yang
dilaksanakan secara masif di Indonesia yang mampu merubah pola pikir petani di
pedesaan sehingga akan mampu menjadi salah satu solusi untuk membangun
Indonesia sebagai negara yang lebih kompetitif dan siap bersaing dalam
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
Selain
aktif di program Pemberdayaan Masyarakat, upaya menjadi pribadi yang bermanfaat
juga saya lakukan melalui aktivitas di organisasi bertaraf nasional. Pada tahun
2014 saya beserta 24 mahasiswa bidikmisi lain dari seluruh nusantara diberi
amanah oleh Dikti menjadi Badan Perumus Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidik
Misi Nasional (Permadani Diksi Nasional). Alhamdulillah pada bulan April 2015
atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong keinginan luhur
seluruh mahasiswa Bidikmisi Indonesia maka didirikanlah sebuah forum komunikasi
bidikmisi nasional yaitu Permadani Diksi Nasional (PDN) di mana saat ini saya
mengemban amanah sebagai koordinator Badan
Pengawas. Adanya PDN diharapkan mampu menyatukan cita-cita mahasiswa dan
alumni Bidikmisi di seluruh Indonesia untuk bersama-sama aktif berkontribusi
untuk pembangunan Indonesia serta mempersiapkan diri sebagai generasi emas
Indonesia 2045.
Saya
ingin selalu menjadi bagian dari solusi atas permasalahan yang ada di
Indonesia, saya berkomitmen untuk senantiasa aktif dalam kegiatan-kegiatan
positif hingga tercapai mimpi besar saya sebagai seorang Guru Besar di Ilmu Teknologi Pangan UNS yang
sekaligus menjadi edutechnosociopreneur
yang mampu memberikan kebermanfaatan untuk masyarakat dan Indonesia. Beasiswa
Afirmasi LPDP merupakan salah satu pendukung saya untuk saya dapat mewujudkan
cita-cita saya untuk lebih berkontribusi aktif bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Karena saya ada untuk Indonesia. Saya cinta Indonesia, untuk
Indonesia yang lebih sejahtera.
ini yang nulis mbak risa sendiri ??
BalasHapus