Kamis, 24 Maret 2016

Membunuh Rindu





Aku harus segera menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali kerinduan itu muncul. Berat sekali melakukannya, karena itu berarti aku harus menikam hatiku setiap detik. ~ Tere Liye

Ya, aku sedang rindu..

Pada dia, seorang  yang sebentar lagi menggenap bersama seorang lain beberapa hari lagi. Kepada dia yang selalu menyapa ku dengan khas di pagi hari "Pasti belum sarapan kan?" "Kita mau makan siang dimana?" dan tawa serta candaannya yang khas menghiasi hari - hariku kemarin.

Kamu tau? Jika boleh memilih, aku lebih memilih menjadi orang yang pergi, bukan orang yang ditinggalkan.

Aku masih berada disini, memandangi meja mu yang kosong, tulisan tulisan mu yang berserakan di beberapa lembar dokumen yang tercecer di titik titik tertentu, beberapa barang yang pernah kita beli bersama saat kita keluar mencuri curi waktu melepas penat seharian di dalam ruangan.

Aku masih ingat, hari itu saat pertama kita saling mengenal sebagai satu tim. Kamu dan dia adalah orang - orang pertama yang membuatku nyaman disini. Ramah tamah dan keterbukaan memutuskanku menjadikanmu sebagai seorang sahabat di kota yang asing ini. Sahabat, tidak hanya sebagai seorang teman yang biasa.

Hari - hari ku berlalu dengan luar biasa, wawasan dan pergaulanmu yang luas semakin membuatku nyaman untuk saling bertukar cerita. Sering sekali kita berdiskusi alot yang selalu diakhiri dengan tertawa, ketidaksepahaman dalam beberapa hal yang membuat aku selalu ingin menjitak dan mencubitmu karena geregetan. Ternyata, di lain hari kuketahui, kamu adalah salah satu lulusan terbaik di salah satu jurusan terbaik di sebuah universitas di Jawa Timur sana dan pernah menjabat sebagai seorang leader di organisasi kepemudaan yang cukup bergengsi bagi seorang mahasiswa pada umunya.

Pun suatu ketika saat ada tamu dari luar Indonesia, kepiawaianmu berbahasa sangat terlihat dengan jelas, disaat aku yang sekarang masih mencoba mengeja beberapa kata agar aku bisa berkomunikasi lancar dengan mereka yang berkulit putih ataupun yang berasal dari bagian lain dunia.

Sebenarnya masih ada janji yang belum kamu tunaikan kepadaku, tapi saat kutahu mungkin kamu sudah ada jauh sekali disana dan tidak mungkin lagi sebebas kemarin menghabiskan waktu bersamaku, aku hanya bisa menangis tersedu. Karena seringkali, momen momen sederhana menjadi hal yang sangat kita rindukan ketika itu sudah menjadi sebuah kenangan. Dan, aku anggap, kamu adalah salah satu kenangan terindah yang membersamaiku hari - hari kemarin.

Ah, selamat berbahagia. aku selalu mendoakanmu dari sini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan komentar :)