Jumat, 03 Oktober 2014

Cerita Tentang "Kamu"

Menatap senja sendiri. Dimanakah kamu? :)
Salam sejahtera semoga selalu tercurahkan untukmu :)

Entah sejak kapan, aku mengenalmu. Mungkin dulu, kemarin atau ah, mungkin terlalu lama sampai aku tak ingat kapan pertama kali aku mengenal kamu dan dunia ini. Akupun sangsi pada diriku sendiri, kapan aku benar-benar mengenalmu. Sejak aku memakai seragam putih abu - abu kah, atau sejak aku mempunyai titel mahasiswa ataukah baru sekarang setelah aku menjadi seorang sarjana.

Aku tidak pernah memerlukan alasan kenapa aku harus bersamamu, bersama mereka dan kenapa aku ada di jalan ini. Yang aku yakini, aku nyaman dan menemukan kebahagiaan dan ketenangan hidup setelah semakin lama aku mengenalmu.

Perjalanan kita selama ini, mungkin tak akan pernah sanggup aku tulis secara lengkap. Karena akupun sadar aku adalah manusia yang punya lupa dan alpha.
Saat yang masih aku ingat sampai sekarang adalah momen pertama aku mengenalmu di masa putih abu-abu (di saat aku belum terlalu paham apa pentingnya aku bersamamu) dan sampai di bangku kuliah kemarin, beberapa senior semakin mengenalkanmu kepadaku. Mereka ingin aku mengenalmu lebih jauh dan nyatanya, sekarang aku adalah bagian darimu, tak peduli sejauh apapun aku ingin menjauh. Karena nyatanya, kaulah jalanku menuju Syurga kelak jika aku memang mempunyai niat yang baik bersamamu. Disinipun aku bisa merasakan nikmatnya persaudaraan atas dasar iman dan Islam, bersatu padu memberi warna seindah pelangi dan membuat cerita di masa kuliah yang mungkin sampai aku membaca ini berulang kalipun akan tetap masih indah.

Semua tentangmu, semua tentang mereka adalah salah satu episode kehidupan yang akan aku kenang dengan baik. Banyak sekali canda, tawa bahkan kebahagiaan yang tanpa ragu kalian bagi kepadaku. Tak peduli walaupun banyak air mata yang mungkin pernah berderai di masa lalu, ketika kita bersama melewati masa - masa sulit. Itu bukanlah sesuatu yang berat, karena aku yakin, akan ada tangan-mu, tangan kalian dan tangan-NYA yang akan selalu membantuku (Insya Allah) di saat terberatpun dalam hidupku.

Disadari atau tidak, bersamamu aku selalu diingatkan untuk kembali ke jalan yang benar sesuai syariat secara rutin. Pun ketika dirasa sudah ada di jalan yang benar, banyak sekali pengetahuan dan ilmu yang sama - sama kita pelajari.

Selama kita berinteraksi, akupun sadar. Aku, dia ataupun kamu hanyalah seorang manusia. Maka benar apa kata pepatah, bahwa "tiada gading yang tak retak". Pernah kecewa atau tidak, mungkin itu bukan poin yang penting bagiku. Karena ada yang lebih penting dari hati yang hanya sekedar kecewa, tapi bagaimana kita sendiri mengenali sebab kecewa dan mengobatinya minimal dengan daya kita sendiri.

 Pada dasarnya, aku adalah seseorang yang menyenangi dunia baru. Sering berpindah dari satu organisasi ke organisasi yang lain. Berada pada satu komunitas ke komunitas yang lain. Sehingga, untuk memahami suatu perbedaan ataupun tingkah laku orang lain yang tidak menyenangkan itu bukanlah hal yang baru bagiku. Mempunyai emosi yang stabil, namun terkadang meledak di suatu saat - saat yang kritis. Sanggup mempertahankan suatu persahabatan selama apapun selama aku anggap mereka adalah sahabat sejati aku. Senang menggiring opini orang lain dengan pendekatan pribadi (yang terkadang tak disadari beberapa orang). Mempunyai kelebihan "Photographic memory" dan "detail minded" yang menyebabkan aku dicurigai sebagai salah satu anggota intelegen milik pemerintah ataupun organisasi tertentu yang aku sambut dengan tawa lebar. Terbiasa belajar secara otodidak tanpa bimbingan siapapun. Dan selalu mencoba tetap berdiri di atas kaki sendiri, sesulit apapun masalah datang. Berbelanja selalu sesuai kebutuhan dan terlalu teliti saat berurusan dengan beberapa lembar ratusan ribu. Atau menurutmu ada yang lain?

Ayah dan Ibuku adalah pribadi yang mengenal agama ini dengan baik. Kami sekeluarga biasa dididik dengan ajaran agama yang benar sedari kecil. Dan sampai sekarangpun jika dirasa aku melanggar syariat, maka nasihat bijak dari sang Ayah akan selalu datang walaupun itu hanya sekedar dari sorot matanya yang sudah aku pahami artinya. Ayah dan Ibu bukanlah sosok yang muluk - muluk berbicara tentang dakwah secara integral. Cukup membuat oranglain paham akan kewajibannya terhadap syariat, itu sudah lebih dari cukup untuk mereka.

Selepas kampus ini, sangat dirasakan betapa kemampuan survival di belantara kehidupan lebih beragam. Tak hanya cerdas secara materi, seseorang dituntut mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. Selama masih ada kesempatan untuk mengembangkan potensi dan kapasitas diri, akan aku ambil, tidak masalah berapa banyak materi yang harus dikeluarkan sebagai penggantinya.

Selama ini, kalau kau belum tahu, aku akan memberitahukan bahwa "aku bukanlah orang yang berani berspekulasi dengan takdir". Apapun yang akan terjadi besok, lusa ataupun di masa yang akan datang aku hanya berani melafadzkannya dalam doa dan sujud panjangku.

Berbicara tentang kontribusiku terhadap lingkungan sekitar dan jangka panjang, dari salah satu pelatihan yang pernah aku ikuti, membangun Indonesia ataupun umat pada khususnya bersumber dari sesuatu yang bernama "keluarga". Sesuai juga dengan salah satu materi yang pernah aku dapat di kampus berjudul "marotibul amal". Jelas sekali, entah single atau sudah berkeluarga, lahan dakwah itu tetap ada dimanapun kita berpijak. Dan yang lebih penting adalah bagaimana kita berdakwah kepada orang - orang yang ada di sekeliling kita sehari - hari.

 Harapanku untuk kita, Semoga kita tetap istiqomah dan tetap menjalankan apapun yang seharusnya kita lakukan kepada Allah SWT. Tak peduli dimanapun, kapanpun dan bersama siapapun kita besok.

Wahai engkau, siapapun yang membaca ini, semoga kau menjadi salah satu sahabat syurga-ku kelak atau mungkin ketika kau sudah sampai di syurga dan aku belum ada disana, kiranya kau mau memanggil namaku agar aku bisa lebih cepat berkumpul bersamamu.

Sekian tulisan singkat perjalananku bersama-mu dan kalian. Ada benarnya itu datangnya dari Allah SWT, dan jika ada salahnya yaa maklum lah. Hihihi..
Wassalam..





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan komentar :)