Arti
survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini
hanyalah menurut versi pencinta alam.
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan
tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu
tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu
caranya
L
: Lancar, slaman, slumun, slamet
Jika
tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat
membantu keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika tersesat yaitu
istilah “STOP” yang artinya :
S : Stop & siting / berhenti dan
duduklah
T : Thinking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P
: Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Mengapa Ada Survival
Timbulnya
kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang
dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
·
Keadaan alam (cuaca dan medan)
·
Keadaan mahluk hidup disekitar kita
(binatang dan tumbuhan)
·
Keadaan diri sendiri (mental,
fisik, dan kesehatan)
·
Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya
timbul akibat
·
Kesalahan-kesalahan kita sendiri.
Kebutuhan Survival
Yang
harus dipunyai oleh seorang survivor
dalam bertahan di alam bebas adalah :
Sikap mental
1.
Semangat untuk tetap hidup
o Kepercayaan
diri
o Akal
sehat
o Disiplin
dan rencana matang
o Kemampuan
belajar dari pengalaman
2.
Pengetahuan
ü Cara
membuat bivak
ü Cara
memperoleh air
ü Cara
mendapatkan makanan
ü Cara
membuat api
ü Pengetahuan
orientasi medan
ü Cara
mengatasi gangguan binatang
ü Cara
mencari pertolongan
3.
Pengalaman dan latihan
§
Latihan mengidentifikasikan tanaman
§ Latihan
membuat trap, dll
4.
Peralatan
· Kotak
survival
· Pisau
jungle , dll
5.
Kemauan belajar
Langkah
yang harus ditempuh bila tersesat :
§ Mengkoordinasi
anggota
§ Melakukan
pertolongan pertama
§ Melihat
kemampuan anggota
§ Mengadakan
orientasi medan
§ Mengadakan
penjatahan makanan
§ Membuat
rencana dan pembagian tugas
§ Berusaha
menyambung komunikasi dengan dunia luar
§ Membuat
jejak dan perhatian
§ Mendapatkan
pertolongan
Berikut ini 5 prinsip dasar keahlian dalam survival yang harus diketahui oleh para penggiat alam bebas dan penempuh rimba. Sebelumnya ada satu elemen penting dalam survival yang harus menjadi titik perhatian, yaitu : otak. Kemudian jangan panik, karena kepanikan akan membuat segala pengetahuan dan pengalaman seseorang hilang.
Dasar Pertama :
Api
Api
adalah elemen penting dalam survival,
bahkan mungkin api adalah sahabat utama kita di kala kita tersesat di alam liar. Api dapat berguna untuk
sumber cahaya bagi kita ketika gelap, menyediakan kehangatan di kala dingin,
menjauhkan hewan buas, memasak makanan dan air, dapat digunakan sebagai sinyal
penyelamatan dan untuk memurnikan air.
Sebelum
melakukan aktivitas outdoor,
pastikan membawa sumber api
(korek, pemantik dan semisalnya) yang cukup untuk minimal persediaan dua hari.
Beberapa api unggun kecil, lebih menghangatkan dibandingkan satu api unggun
yang besar. Lebih baik, mengumpulkan kayu
bakar secukupnya untuk satu malam, dan kumpulkan lagi sejumlah yang
sama untuk keesokan harinya daripada langsung mengambil banyak untuk satu
malam.
Perapian
yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara
merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi.
Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau
binatang.
Untuk
mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/ranting yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang
baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire
starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih
besar.
Apabila
kehabisan pemantik atau korek, maka harus memutar otak untuk membuat api. Ada
beberapa cara/teknik tradisional yang cukup ampuh, namun membutuhkan kesabaran,
usaha yang tak kenal lelah dan keahlian.
Bila
mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan
membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini
lebih baik dan panas yang dihasilkan merata. Prinsip
api adalah, “kecil jadi teman, besar jadi musuh”
Beberapa teknik membuat
api tanpa korek/pemantik :
1.
Memantik
Cara
ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan
dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara
yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.
Salah
satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian
kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku
tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan
bunga api dan diarahkan ke sabut kering, daun kering atau semisalnya yang mudah
terbakar. Jika sudah ada titik api
tertangkap, segera tiup-tiup untuk menghidupkan api,
2.
Gergaji Api (Fire Saw)
Cara
ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek
panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu
lainnya, sehingga menimbulkan bunga
api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu
yang lainya.
Kayu
yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam
melakukan penggergajian. Ketika mulai muncul asap, segera arahkan ke sabut
kering dan tiup-tiup agar api segera terbentuk.
3.
Fire Thong
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan
kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering.
Kulit rotan tersebut
dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan
kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan
kering yang siap menangkap bunga api.
4.
Dengan lensa/kaca pembesar. Fokuskan
sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
Dasar Kedua : Shelter
Shelter adalah
segala hal yang berguna untuk melindungi tubuh dari hujan, panas matahari,
angin, dingin dan lingkungan sekitar. Shelter
pertama kita adalah tentu saja pakaian yang kita gunakan. Oleh karena itu,
perhatikanlah pakaian sebelum melakukan petualangan ke alam. Sebab, tiap lingkungan pasti membutuhkan
pakaian yang berbeda. Upayakan untuk menggunakan pakaian yang tahan dingin di
kala malam, menyerap keringat dan mudah kering, serta berbahan material yang
kuat, tidak mudah rusak atau robek. Selain itu, topi juga cukup penting.
Kemudian,
baru kita beranjak ke shelter sebagai tempat
berteduh. Jangan membuang-buang tenaga apabila alam telah menyediakan shelter, seperti gua, batu besar,
cekukan tebing, pohon besar atau lubang di tanah. Tapi ingat, pastikan :
Ø Shelter alami tersebut bukanlah sarang binatang buas.
Ø Shelter tersebut tidak rawan longsor dan runtuh.
Ø Shelter tersebut tidak mudah disapu air, banjir, hujan dsb
Ø Shelter tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Caranya
dengan memasukkan obor ke dalamnya, jika obor tetap menyala, maka bisa
dikatakan bebas gas beracun.
Ø Jika berteduh di bawah pohon, pastikan pohon
tersebut adalah pohon yang kokoh tidak mudah tumbang, dan tidak berbuah dengan
buah yang besar yang dapat membahayakan apabila jatuh menimpa.
Namun,
apabila kita tidak mendapati shelter
alami, maka kita bisa membangun shelter sendiri, baik dari bahan-bahan
yang kita bawa sendiri (seperti tenda,
ponco, dome, dsb) ataupun dengan mengumpulkan dari alam (seperti
ranting, pelepah, dsb). Tetap harus melihat posisi untuk membangun shelter, diantaranya :
ü Jangan membangun shelter di tempat yang
riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu
terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.
ü Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah
pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan
jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
ü Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang
buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan
beristirahat.
ü Bahan pembuat shelter harus kuat dan
pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan
kita.
Dasar Ketiga : Signalling
Signalling atau memberikan tanda
kepada orang yang mencari kita adalah sangat penting. Tanpa melakukan hal ini,
keberadaan kita akan sulit untuk bisa ditemukan. Ada bermacam cara untuk
memberikan sinyal bahwa kita masih hidup dan memerlukan pertolongan, mulai dari
api, senter, penanda dengan warna cerah, bendera, cermin, peluit dsb.
Dapat
menggunakan cermin ketika
survivor melihat helikopter, dan
senter pada malam hari. Membuat api buatan dengan asap yang berkepul juga sangat
membantu. Survivor dapat membuatnya dengan
cara membakar material-material
organik yang agak lembab. Survivor
juga dapat menulis kata SOS besar
di atas dasar pasir pantai atau tanah gembur yang terbuka. Intinya, survivor harus kreatif agar bisa menarik
perhatian orang agar segera bisa menemukan survivor.
Dasar Keempat : Air dan Makanan
Air dan makanan adalah kebutuhan vital
bagi kita. Tanpa hal ini, survivor
tidak akan bisa survive atau bertahan
hidup. Teknik pertama adalah, hematlah di dalam makan dan minum, terutama air,
karena kita hanya mampu bertahan selama 3 hari tanpa air. Minumlah di saat
dingin pada sore hari, dan jangan banyak melakukan aktivitas di siang hari yang
terik. Jangan menunggu persediaan air habis baru mencari air. Apabila tidak mendapati
sungai atau air tawar, maka
dapat melakukan hal berikut :
v Carilah batang-batang atau ranting pohon yang
diduga menyimpan banyak air. Potong dan kupas. Hati-hati, sebab acap kali bukan
air yang didapat tapi getah beracun.
v Gunakan scarf atau kain yang mudah menyerap air,
dan sapukan pada tanaman yang banyak mengandung embun di pagi hari. Kumpulkan
sampai kain basah dan peras di dalam wadah. Lakukan sampai air mencukupi.
v Carilah lumut yang tumbuh di bagian pohon yang
lembab/jarang terkena sinar Matahari, lalu kumpulkan dan bungkus di dalam
scarf, lalu peras sampai keluar airnya.
v Kumpulkan daun-daun yang hijau, atau tanaman yang
segar, masukkan ke dalam lubang tanah yang telah di alasi ponco (jas hujan) dan
tutup dengan plastik atau ponco. Biarkan terkena terik matahari sampai menguap
dan menempel di plastik penutup. Kumpulkan uap tersebut dan tampung.
v Jika wilayah tersebut sering hujan, segera buat
penampung air dari ponco yang dialas di atas tanah berlubang atau bercekuk,
untuk menadah air hujan.
v Jika di pantai, kumpulkan air laut, lalu masak
sampai mendidih dan tutup atasnya dengan plastik atau wadah untuk mengumpulkan
uap airnya. Atau bisa juga menggunakan terik matahari dengan menampung air laut
di ponco kemudian biarkan menguap dan kumpulkan uapnya.
v Dan masih banyak teknik-teknik lainnya.
Jangan
lupa, jika memungkinkan, pastikan air yang didapat disaring dengan kain untuk
memisahkan partikel-partikel padat dan memasaknya selama kurang lebih 10 menit
sampai mendidih. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan terjadinya infeksi atau
penyakit. Sebab, jika mengalami sakit, maka akan sulit untuk bisa bertahan hidup.
Selain
itu, kumpulkan makanan yang yakin aman dimakan. Jangan memakan buah-buahan atau
daun yang tidak diketahui. Sebab sangat riskan dan berbahaya sekali apabila
beracun. Secara umum, daun yang aman dimakan adalah yang tidak bergetah, tidak
berambut, tidak berbau menyengat dan tidak mengandung lapisan lilin.
Seseorang
dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20-30 hari tanpa makan,
tapi orang tersebut hanya dapat bertahan hidup 3-5 hari saja tanpa air.
Patokan
memilih makanan :
o Makanan
yang di makan kera juga bisa di makan manusia
o Hati-hatilah
pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
o Hindari
makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
o Tanaman
yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu
sesaat. Apabila aman bisa dimakan
o Hindari
makanan yang terlalu pahit atau asam
Hubungan
air dan makanan
o Untuk
air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
o Makanan
ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
o Makanan
yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan
yang dapat dimakan
1.
Dari batangnya :
ü Batang
pohon pisang (putihnya)
ü Bambu
yang masih muda (rebung)
ü Pakis
dalamnya berwarna putih
ü Sagu
dalamnya berwarna putih
ü Tebu
2.
Dari daunnya :
ü Selada
air
ü Rasamala
(yang masih muda)
ü Daun
mlinjo
ü Singkong
3.
Akar dan umbinya :
ü Ubi
jalar
ü Talas
ü Singkong
4.
Buahnya :
ü Arbei
ü Asam
Jawa
ü Juwet
5.
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
ü Jamur
merang
ü Jamur
kayu
Ciri-ciri
jamur beracun :
ü Mempunyai
warna mencolok
ü Baunya
tidak sedap
ü Bila
dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
ü Sendok
menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
ü Bila
diraba mudah hancur
ü Punya
cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
ü Tumbuh
dari kotoran hewan
ü Mengeluarkan
getah putih
Binatang
yang bisa dimakan :
ü Belalang
ü Jangkrik
ü Tempayak
putih (gendon)
ü Cacing
ü Jenis
burung
ü Laron
ü Lebah,
larva, madu
ü Siput
ü Kadal
: bagian belakang dan ekor
ü Katak
hijau
ü Ular
: 1/3 bagian tubuh tengahnya
ü Binatang
besar lainnya
Binatang
yang tidak bisa dimakan
ü Mengandung
bisa : lipan dan kalajengking
ü Mengandung
racun : penyu laut
ü Mengandung
bau yang khas : sigung
Dasar Kelima : First Aid ( P3K )
First Aid (P3K) amatlah penting sebelum melakukan
petualangan. Obat-obatan penghilang nyeri, salep desinfektans, perban kecil dan
semisalnya adalah komponen utama yang harus disediakan sebelum berpetualang.
Ketika mengalami cedera, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah : JANGAN PANIK! Tetap tenang dan
berfikir. Lakukan cara STOP,
yaitu SIT (duduk), THINK (berfikir), OBSERVE (mengamati sekitar) dan PLAN (buat rencana).
Ini adalah hal penting yang harus dilakukan sebelum lainnya. Berupaya menjaga agar otak dan fikiran tetap bisa berfungsi secara rasional, dan ini adalah dasar first aid pertama yang harus dilakukan. Setelah itu baru menganalisis dan membuat ceklist, apa saja yang kira-kira diperlukan dan dilakukan.
Bahaya-bahaya
dalam survival
Banyak
sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1.
Ketegangan dan panik
Pencegahan
:
§ Sering
berlatih
§ Berpikir
positif dan optimis
§ Persiapan
fisik dan mental
2.
Matahari / panas
·
Kelelahan panas
·
Kejang panas
·
Sengatan panas
Keadaan
yang menambah parahnya keadaan panas :
o Penyakit
akut/kronis
o Baru
sembuh dari penyakit
o Demam
o Baru
memperoleh vaksinasi
o Kurang
tidur
o Kelelahan
o Terlalu
gemuk
o Penyakit
kulit yang merata
o Pernah
mengalami sengatan udara panas
o Minum
alcohol
o Dehidrasi
Pencegahan
keadaan panas :
ü Aklimitasi
ü Persedian
air
ü Mengurangi
aktivitas
ü Garam
dapur
ü Pakaian
:
ü Longgar
ü Lengan
panjang
ü Celana
pendek
ü Kaos
oblong
3.
Serangan penyakit
§ Demam
§ Disentri
§ Typus
§ Malaria
4.
Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir
dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah, keadaan lingkungan
mencekam
Pencegahan
: Usahakan tenang, banyak berlatih
5.
Bahaya binatang beracun dan berbisa
6.
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang
perut, kadang-kadang mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan
: Air garam di minum, minum air sabun mandi panas, minum teh pekat, ditohok
anak tekaknya
7.
Keletihan amat sangat
Pencegahan
: Makan makanan berkalori, membatasi kegiatan
8.
Kelaparan
9.
Lecet
10. Kedinginan
Untuk
penurunan suhu tubuh < 30ƒ C bisa menyebabkan kematian
Membaca
Jejak
Jenis
jejak
·
Jejak buatan : dibuat oleh manusia
·
Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda
keadaan lingkungan
Jejak
alami biasanya menyatakan tentang :
o Jenis
binatang yang lewat
o Arah
gerak binatang
o Besar
kecilnya binatang
o Cepat
lambatnya gerak binatang
Membaca
jejak alami dapat diketahui dari :
ü Kotoran
yang tersisa
ü Pohon
atau ranting yang patah
ü Lumpur
atau tanah yang tercecer di atas rumput
Mengatasi
Gangguan Binatang
1.
Nyamuk
· Obat
nyamuk, autan, dll
· Bunga
kluwih dibakar
· Gombal
dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir
nyamuk
· Gosokkan
sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
2.
Laron
Mengusir
laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
3.
Lebah
Apabila
disengat lebah :
· Oleskan
air bawang merah pada luka berkali-kali
· Tempelkan
tanah basah/liat di atas luka
· Jangan
dipijit-pijit
· Tempelkan
pecahan genting panas di atas luka
4.
Lintah
Apabila
digigit lintah :
· Teteskan
air tembakau pada lintahnya
· Taburkan
garam di atas lintahnya
· Teteskan
sari jeruk mentah pada lintahnya
· Taburkan
abu rokok di atas lintahnya
5.
Semut
· Gosokkan
obat gosok pada luka gigitan
· Letakkan
cabe merah pada jalan semut
· Letakkan
sobekan daun sirih pada jalan semut
6.
Kalajengking dan lipan
· Pijatlah
daerah sekitar luka sampai racun keluar
· Ikatlah
tubuh di sebelah pangkal yang digigit
· Tempelkan
asam yang dilumatkan di atas luka
· Bobokkan
serbuk lada dan minyak goreng pada luka
· Taburkan
garam di sekeliling bivak untuk pencegahan
7.
Ular
Kenali
dahulu jenis ular, apakah berbisa atau tidak. Ular berbisa biasanya memiliki
warna yang mencolok dan memiliki warna yang bervariasi. Bentuk kepala ular
berbisa lebih runcing daripada ular tidak berbisa.
Jika
ular tidak berbisa maka cukup bersihkan luka, agar tidak infeksi.
Jika
ular berbisa maka :
· Pertama
ikat sekitar bagian tubuh yang terkena gigitan
· Lalu
perbesar sedikit luka dengan cara disayat dengan pisau bersih
· Pijat-pijat
sekitar luka jika perlu dihisap agar bisa keluar, namun jika dihisap jangan
sampai tertelan dan segera berkumur dengan air garam atau alcohol
· Siram
bekas luka yang telah dikeluarkan bisanya dengan alkohol / air garam / air
sabun
· Segera
bawa korban kerumah sakit untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.
Membuat
Perangkap (Trap)
Macam-macam
Perangkap :
§ Perangkap
model menggantung
§ Perangkap
tali sederhana
§ Perangkap
lubang jerat
§ Perangkap
menimpa
§ Apace
foot share
Bahan
:
ü Tali/kawat
ü Umpan
ü Batang
kayu
ü Cabang
pohon
ü kembali
ke atas
Sumber Air untuk
Kebutuhan Survival
Air,
sejauh ini adalah kebutuhan pokok yang sangat penting bagi manusia. kebutuhan
air lebih besar dari kebutuhan makanan. Manusia bisa bertahan hidup kurang
lebih sepuluh hari tanpa makanan, tetapi tanpa air, manusia akan sulit bertahan
hidup dalam tiga hari.
Oleh karena
itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan
oleh survivor. Untuk
mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan disekitarnya,
mencari apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan air.
Manusia
memerlukan air setidaknya seperempat liter sehari untuk minum. Di daerah hutan tropis, sebenarnya tidak sulit
untuk mendapatkan air. Kita bisa mendapatkan air dari sungai, mata air dan selokan kecil, genangan air di cekungan batu,
dan sebagainya.
Berdasarkan sumbernya,
air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air langsung dan air tak langsung.
Air
langsung berarti air bersih yang
dianggap aman untuk diminum saat itu juga. Contoh air yang langsung dapat
diminum adalah : air sungai, mata
air, air hujan yang telah ditampung, dan lain-lain. Air langsung
mempunyai ciri fisik yang bersih, jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Kecuali air yang ditemukan melalui buah atau tumbuh-tumbuhan, seperti buah
kelapa.
Tetapi air langsung belum tentu juga
dapat diminum sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah tercemar
pupuk kebun penduduk, pestisida,
atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya diteliti dengan seksama
terlebih dahulu sebelum meminumnya.
Air tak langsung adalah air yang
digolongkan menjadi air yang masih memerlukan proses untuk diminum. Sumbernya
terdapat di selokan kecil, genangan air, atau dari tumbuh-tumbuhan seperti
kantung semar.
Mengetahui sumber air sangat penting, karena
kita dapat memprioritaskan air mana yang akan kita simpan di tempat minum untuk
diminum dan air mana yang akan kita simpan di tempat air lain untuk mencuci
bahan makanan kita.
Misalnya,
seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum
air dari mata air daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di
bebatuan. Karena dari fisiknya memang air dari mata air memang lebih jernih.
Sedangkan air dari genangan belum
tentu jernih dan biasanya terdapat sarang serangga yang bertelur di genangan
air itu. Maka lebih baik air itu dipakai untuk keperluan lain selain diminum.
Yang
tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita minum. Karena perasaan tidak
yakin akan kebersihan air yang kita minum akan memberikan sugesti dan
menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri.
1.
AIR LANGSUNG
Berikut
adalah sumber air yang
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan survival :
Apabila
turun hujan ketika sedang ber-survival,
maka sebaiknya kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk menampung air
sebanyak-banyaknya. Untuk menampung air hujan, kita dapat memanfaatkan daun
yang lebar, bambu, dan sebagainya.
b.
Tanaman
Tanaman
rambat dan rotan banyak dijumpai di pegunungan dan hutan rimba. Pilihlah
tanaman rambat (akar gantung) yang masih segar. Lalu potonglah bagian bawah
dari tanaman itu agar air yang terkandung di bagian atas tanaman dapat menetes
ke bagian bawah, lalu air yang menetes ditampung di penampungan.
Setelah
itu baru potong bagian atasnya dengan jarak satu sampai satu setengah meter
dari bagian bawahnya. Tanaman
rambat ini dapat ditemukan di pohon-pohon besar. Dan satu pohon
dapat diambil beberapa tanaman rambat. Sebenarnya air yang didapat dari tanaman
rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk membasahi tenggorokan.
c.
Air sungai dan mata air
Kebanyakan
air sungai yang di hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti
sebelumnya, apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau limbah.
d.
Air kelapa
Air
kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah kelapa yang masih muda. Biasanya
satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir satu liter. Usahakan apabila kita
meminum air kelapa, harus yang masih baru atau kelapa hasil memetik sendiri.
Karena
apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya telah tua dan airnya tidak enak dan
terkadang bau. Bahkan kemungkinan kelapa yang sudah jatuh adalah bekas makanan
bajing, maka disangsikan kebersihannya.
e.
Kondensi Tanah
Cara
lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal ini
memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat. Caranya sebagai berikut :
1)
Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah
meter.
2)
Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut.
Dan ujung-ujungnya ditahan, agar plastik tersebut menutup lubang dengan rapat.
3)
Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam.
4)
Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah–tengah
lubang.
5)
Biarkan seharian.
2.
AIR TIDAK LANGSUNG
Berikut
adalah sumber air yang dapat kita manfaatkan tetapi harus kita dibersihkan
terlebih dahulu.
a.
Lubang air
Air
yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan ranting
atau dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan dedaunan di
permukaan air dengan cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan beberapa
saat agar air tidak bercampur dengan lumpur. Setelah itu kita dapat melakukan
proses penyaringan. Proses
ini akan diterangkan lebih lanjut dimuka.
b.
Air yang menggenang
Air
yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan. Air ini biasanya
terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara batu karang,
cekungan tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati.
Berikut adalah cara
menyaring air :
·
Dengan kaos berlapis. Lebih baik apabila kaos itu
berwarna putih, sehingga apabila kotor dapat terlihat dan dapat dibersihkan
terlebih dahulu.
·
Dengan cara melewatkan air ke dalam rongga bambu
yang telah dipotong di kedua ujungnya. Di dasar bambu diberi penyaring seperti
kerikil, ijuk, rumput
kering atau daun kering.
Air
keruh juga dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses pengendapan selama dua
puluh empat jam di tempat bersih. Apabila air yang telah diendapkan masih telihat atau terasa kotor,
maka dapat dilakukan proses penyaringan beberapa kali. Tetapi cara yang paling
aman untuk mendapatkan air bersih adalah setelah dibersihkan lalu air dimasak
sampai masak.
Cara lain untuk mendapatkan air bersih adalah dengan
membersihkan air yang keruh dengan mencampurkan zat-zat pembersih air yang
dapat kita dapatkan di toko kimia. Cara itu sebagai berikut :
1. Campurkan tablet Halazone dengan air dan
tunggu sepuluh sampai lima belas menit.
2. Campurkan
dua hingga tiga tetes Iodine dengan
seperempat liter air. Air dapat dimanfaatkan setelah tiga puluh menit.
3. Campurkan
beberapa butir garam abu permanganate dengan air
secukupnya. Reaksi sterilisasi dapat dilihat kira-kira dalam tiga puluh menit.
4. Campurkan bubuk pembersih (AGS) yang dijual
di pasaran dengan air secukupnya.
Berikut adalah tumbuhan
yang mengandung air dan dapat dimanfaatkan
1.
Di dalam kantong semar.
Di
dalam kantong semar dalam tumbuhan ini. dapat menyimpan air baik dari air hujan
dan sisa-sisa embun. Tetapi sebelum meminum lihat dulu isinya siapa tahu ada
hewan di dalamnya.
2.
Celah-celah batu
Dari
rekahan-rekahan batu,dalam lubang atau lekukan, carilah kemungkinan ada air
yang tergenag didalamnya, mudah saja cara mengetahui jika ada air atau tidak
yaitu jika terlihat semut atau seranga mengelilinginya atau ada kotoran burung
disekitar lubang maka pasti ada air.
3.
Akar gantung
Di Akar
tumbuhan biasanya banyak terdapat air, caranya cabut dan keluarkan. Ketuk akar
dengan kayu atau pisau untuk dapatkan air. Contoh akar rotan.
4.
Mendapatkan embun
Di
waktu pagi gunakan kesempatan tersebut untuk mencari embun di rumput-rumput
meski hasilnya tidak begitu banyak tetapi dapat mengobati rasa dahaga kita.
5.
Dalam batang pisang
Dalam
batang pisang hutan -cara dapatkan air potong bagian pangkal pokok, kira-kira 8
inci dari tanah. Kemudian korek pada bagian tengahnya untuk membentuk satu
bulatan seperti mangkuk. Tunggulah sehingga air penuh dalam tempo tertentu. Air
dari sumber ini boleh bertahan sehingga empat hari.
6.
Dalam tumbuhan kaktus
Pada
batang kaktus banyak
menyimpan banyak air jika nanti sedang berada di gurun. Karena tumbuhan tersebut
banyak terdapat di gurun.
Cara memasak Air tanpa Menggunakan
Panci
Cara
memasak air tanpa menggunakan panci mungkin sangat diperlukan dalam kondisi tertentu. Bisa di
gunakan saat jauh dari basecamp, atau saat tersesat tanpa membawa alat memasak,
bisa juga barang untuk memasak lupa tidak dibawa dalam kegiatan di tengah alam terbuka.
Pada dasarnya panci (dan sejenisnya) adalah alat
yang ringan namun memakan ruang, oleh karenanya tidak semua orang mungkin akan
membawanya dalam satu kelompok. Namun, perlu merebus air untuk memasak nasi atau mie, membuat teh, mensterilkan
air minum, apapun yang
memerlukan air mendidih. Jadi inilah cara sederhana untuk melakukannya.
Yang dibutuhkan adalah :
- Plastik atau tas kulit (apa pun yang mampu menahan air dan
tidak mudah meleleh ketika kena api)
- Api (ini hal yang paling perlu)
- Tongkat
(kayu bakar)
- Batu yang cukup bersih
- Sarung tangan, untuk melindungi
tangan.
Bangunlah sebuah api (unggun kecil) kemudian tempatkan beberapa batu di sekitarnya.
Kemudian masukkan air ke dalam plastik yang telah di sediakan. Disinilah
logikanya, kalau memasak menaruh
air di atas api. Karena kita tidak memiliki panci, maka batu batu yang panas tersebut dimasukkan kedalam air
yang telah di tempatkan kedalam pastik. Batu-batu tersebutlah yang akan
mendidihkan airnya, namun ingat. Batu tersebut harus bersih terlebih dahulu.
Selamat mencoba.
Cara
Menbuat Api tanpa Menggunakan Korek Api
Dalam survival di tengah rimba
belantara, seringkali kita membutuhkan api untuk menghangatkan badan atau juga
untuk memasak perbekalan makanan yang kita bawa. Dan kendala yang sering
terjadi adalah korek api kita basah sehingga tidak bisa di gunakan atau mungkin
juga lupa tidak membawa korek api.
Berikut ini sedikit tip atau cara membuat api tanpa menggunakan korek api,
tetapi hanya dengan menggunakan kaleng softdrink dan sebatang cokelat.
Bahan: Kaleng softdrink, sebatang cokelat, rumput dan ranting kering
serta cahaya matahari.
·
Langkah 1
Siapkan kaleng dan sebatang cokelat.
Kemudian gosok-gosokkan cokelat pada bagian alas kaleng. Setelah merata
bersihkan dengan tissu. Ulangi
langkah tersebut sampai alas kaleng lumayan mengkilap.Dan cokelat yang sudah
untuk menggosok kaleng jangan dimakan, karena residu tersebut bisa saja beracun.
·
Langkah 2
Setelah itu kita cek kaleng tersebut hingga cukup
mengkilap, paling tidak bisa untuk memantulkan sinar.
·
Langkah 3
Kemudian siapkan rerumputan dan ranting kering. Bisa juga sabut kelapa
untuk menjadi umpan apinya.
·
Langkah 4
Setelah siap, atur sudut pemantulan
sehingga terdapat titik cahaya
pada rerumputan yang kita siapkan tersebut. Setelah sudutnya dapat, tahan
hingga rerumputan tersebut terbakar.
Teknik MembuatTanda Pertolongan
Membuat tanda pertolongan atau membuat signal agar dikenali di saat kita dalam bahaya di alam bebas
hendaknya kita ketahui. Paling tidak nantinya kalau suatu saat terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan kita bisa memberikan tanda dimana posisi kita. Sehingga, regu penyelamat dapat menemukan kita
dengan mudah.
Memang idealnya kita bisa memberikan
informasi melalaui media elektronik semisal gadget atau apapun. Namun ketika tersesat di hutan, bisa jadi media
tersebut justru tidak dapat digunakan lagi entah karena memang baterainya yang
habis atau kena air misalnya. Oleh karenanya kita perlu memberikan tanda pertolongan.
Ada dua prinsip cara berkomunikasi dengan regu penyelamat,
pertama harus mendapatkan perhatian penyelamat kedua adalah memberikan signal
kepada mereka yang dapat dimengerti olehnya.
Biasanya banyak yang menggunakan tanda X di tanah lapang, memberikan
warna kontras, memberikan kilatan cahaya ataupun api dan lain sebagainya. Oleh
karenanya, disini akan mencoba memberikan sedikit gambaran bagaimana tehnik
memberikan tanda pertolongan.
Pada dasarnya membuat tanda itu ada dua cara, yaitu
melalui cara visual dan yang
kedua adalah dengan audio. Kita
bahas yang pertama dulu.
1.
Tanda Api
Tanda api adalah hal yang paling
umum untuk menunjukan dan memberitahu lokasi kita berada. Dalam dunia
internasional, tiga api yang
menyala dalam bentuk segitiga adalah menunjukan tanda pertolongan. Namun kalau kita
sendiri, pertahankan satu api saja itu sudah cukup memberikan tanda.
Hal yang harus diperhatikan, buat api di tempat yang mudah terlihat.
Jangan di tengah hutan yang pandangan orang dari atas tidak dapat melihat jelas
tanda api. Buatlah di tengah lapang, atau yang bersifat terbuka. Kalau perlu
bereskan dulu barang-barang atau pepohonan di sekitar tempat yang akan dinyalakan api.
Membakar pohon yang menyendiri juga
merupakan tanda yang bagus. Namun ingat, harus berhati-hati karena bisa jadi
nantinya akan membakar hutan.
Oleh karenanya, perhatikan dan pertimbangkan ketika ingin membuat tanda.
2.
Tanda
Asap
Pernah lihat suku Indian di film-film dimana ia memberikan tanda asap kepada
kawannya? ya kurang lebih seperti itu. Asap yang kita bentuk, itu merupakan tanda atau kode menunjukan posisi kita
dimana. Kalau hanya membuat asap biasa, mungkin orang mengiranya adalah kebakaran biasa. Kalau kita berikan
sentuhan yang dimana asap itu tidak wajar, orang akan berpikiran kita sedang
membutuhkan bantuan di dalamnya.
Cara membuatnya, campurkan dahan
yang basah dengan api yang sedang menyala. Dahan yang basah itu akan
menimbulkan asap yang cukup
tebal, tinggal membuka dan menutupnya sehingga membentuk seperti kumpulan asap
yang tersusun. Ada dan tidak ada asap secara bergantian. Walaupun, mungkin
dengan tanda asap biasa orang
pun juga akan mengetahui posisi korban.
3.
Tanda
Cermin
Pada dasarnya, cermin adalah alat yang wajib dibawa
ketika kita berpergian. Tak lain tujuannya untuk memberikan tanda kalau kita
dalam bahaya. Karena kemampuannya yang memantulkan cahaya, kita bisa memberikan
tanda kepada pesawat atau regu penolong
yang lain dimana posisi kita.
Ada alatnya yang namanya MK-3 signal mirror, namun kita bisa
meniru prinsip kerjanya dangan membentuk kaleng makanan agar bentuknya seperti di gambar di atas. Intinya,
lobang itu adalah lobang yang nantinya kita dapat mengarahkan kepada penolong kita secara tepat, karena
kita bisa melihat dari dalam lobang tersebut dimana sinar atau cahaya mengarah.
4.
Tanda
Pen Flare
Kalau ini merupakan alat yang memang
dikhususkan untuk survival.
Namanya pen flare, yaitu alat yang berbentuk seperti tembakan dimana
di ujungnya terdapat tali yang nantinya kita tarik. Dia akan mengeluarkan
tembakan api sejauh kurang lebih 15 meter dan juga suara yang ledakan yang
cukup untuk memberikan tanda.
Kalau sering melihat film-film box office, mungkin kita tidak asing
dengan alat dan perlengkapan survival ini.
5.
Tanda Suara
Tanda suara biasanya bisa di lakukan
dengan menggunakan radio panggil
atau istilahnya HT atau Handy Talky. Kadang alat tersebut
memang jelas untuk menerima signal agar kita bisa mengirim suara. Namun kadang
kala, suara itu tidak jelas oleh karenanya kita harus memainkan tombolnya agar
kita dapat memberikan simbol morse.
Kendalanya, kita harus benar-benar memahami kode dan simbol morse untuk dapat
berkomunikasi.
Tanda
suara yang kedua adalah melalui peluit,
ada beberapa jenis peluit
yang bisa di gunakan untuk mengirimkan sinyal yang cukup jauh.
6.
Tanda Tulisan
Tanda yang paling umum, adalah kita
memberikan tulian yang besar di atas area yang luas dengan menulis SOS, HELP atau yang lain. Mungkin dua
kata itu yang lebih umum digunakan, walaupun kita bisa menggunakan kata TOLONG, tapi terlalu banyak hurufnya
kadang menjadi tidak efektif.
10 Tanaman yang Dapat Dimakan
saat di Hutan
Penjelajahan
alam di hutan bahkan sampai kehabisan makanan mungkin tak pernah terbayangkan
di benak kita. Lalu bagaimana kalau ini terjadi? Salah satu cara bertahan hidup
adalah memakan 10 tumbuhan hutan ini. Tapi ternyata, tidak semua tumbuhan di dalam hutan layak
untuk dimakan manusia. Salah-salah pilih bisa berakibat fatal seperti gangguan pencernaan. Dan berikut ini
adalah tumbuhan yang mudah ditemukan di hutan dan bisa dimakan untuk membantu bertahan hidup di hutan :
1.
Daun semanggi
Mungkin
kita pernah melihat ada rumput kecil di bawah tanah, dan memiliki daun mirip
yang berbentuk seperti hati. Inilah daun semanggi atau biasa disebut clover.
Tak
sulit untuk menemukan rumput clover. Rumput ini termasuk kosmopolit atau mudah
ditemukan di dataran, termasuk hutan
Indonesia. Nah, saat tersesat, tanaman inilah yang paling mudah dicari
untuk bahan makanan. Ambil saja daunnya dan bersihkan kemudian konsumsi.
2.
Nanas
Buah
nanas tidak hanya bisa ditemukan di pekarangan rumah atau ladang saja. Tumbuhan
yang masuk dalam suku Bromeliaceae atau
nanas-nanasan ini bisa ditemukan di beberapa hutan yang ada di Indonesia.
Jika
melihat ada buah nanas yang
sudah cukup matang, bisa dimakan bagian buahnya. Keluarkan pisau lipat dan
potong kecil-kecil daging buah. Jika membawa garam, nanas sebaiknya direndam
dulu di air garam untuk meminimalisir getah.
3.
Begonia
Tahu
tanaman begonia? Biasanya tanaman ini dipajang di depan rumah sebagai hiasan.
Nah, ternyata begonia juga banyak ditemukan di dalam hutan. Ciri-cirinya adalah
tumbuhan ini berbulu di bagian tangkai hingga daun.
Meski
tanaman berbulu biasanya tidak layak dikonsumsi, begonia bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan jika
sedang tersesat di
hutan. Potonglah daun dan tangkainya kecil-kecil sebelum dimakan. Jika membawa
alat masak, sebaiknya direbus dulu sebelum dikonsumsi.
4.
Pisang
Nah,
siapa yang tidak kenal dengan pisang? Buah yang berasal dari famili Musaceae ini biasanya bisa ditemukan
di dalam hutan yang banyak dihuni monyet atau kera. Cukup ambil buahnya yang
sudah matang lalu mengonsumsinya.
Bagaimana kalau pohon pisang yang ditemukan, belum berbuah? Jangan khawatir,
belahlah batang pisang tersebut. Ambil batang muda di bagian paling tengah
batang pisang. Batang muda itu
bisa dimakan, walaupun rasanya tawar.
5.
Pohpohan
Pohpohan adalah
salah satu tumbuhan yang sudah biasa dijadikan lalapan di rumah-rumah. Tumbuhan
berdaun lebar ini ternyata banyak ditemukan di hutan Indonesia. Biasanya,
bagian pohpohan yang sering
dikonsumsi adalah bagian daun mudanya.
6.
Paku sayur
Salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di
dalam hutan, terutama hutan Indonesia adalah jenis paku-pakuan. Tanaman paku
memiliki ciri daun bergerigi, dan biasanya ada banyak kantung spora seperti bintik-bintik hitam di bagian bawah
daun.
Nah, jika bertemu tanaman seperti ciri-ciri di
atas, berarti kita dihadapkan dengan tanaman paku. Tanaman ini juga biasa
dijadikan lalapan, sehingga disebut paku sayur. Sama seperti pohpohan,
bagian tumbuhan paku yang
bisa dinikmati adalah daun mudanya.
7.
Rotan
Nah, selain paku tumbuhan lain yang banyak
ditemukan di hutan Indonesia adalah rotan. Biasanya rotan hutan menjadi musuh utama para pendaki karena duri yang
menyelimuti seluruh batangnya.
Namun ternyata tumbuhan ini bisa menjadi sahabat
ketika tersesat. Buah dari rotan yang masih muda aman untuk dimakan langsung.
Sedangkan batangnya menyimpan air yang bisa untuk diminum.
8.
Buah lo
Mungkin belum pernah mendengar namanya. Ini
adalah buah yang dihasilkan dari pohon
elow. Beberapa daerah menyebutnya dengan nama buah lo atau elow. Sama seperti
tanaman lain, buah lo banyak ditemukan di dalam hutan.
Buah ini berbentuk bulat dengan kulit hijau
sedikit mengkilap. Jika dibelah, kita bisa melihat bagian dalam buah yang diisi
banyak biji-biji kecil, seperti bagian dalam buah nangka. Buah lo bisa dimakan mentah atau direbus. Saat mentah
buah ini terasa agak asam, namun setelah direbus buah ini terasa manis.
9.
Bambu
Saat tersesat dan kehabisan bahan makanan,
tengoklah ke sekitar kita, kali saja ada pohon bambu. Jika ada ambil bagian
pangkal bambu muda yang
biasa disebut rebung. Potong-potong hingga kecil dan konsumsi bagian yang tidak
terasa pahit.
10. Selaginella
Satu lagi tumbuhan yang banyak ditemukan di hutan, yaitu selaginella. Ini adalah tanaman berdaun kecil seperti jenis paku-pakuan lainnya. Ya, selaginella memang masuk dalam kelompok paku.
Satu lagi tumbuhan yang banyak ditemukan di hutan, yaitu selaginella. Ini adalah tanaman berdaun kecil seperti jenis paku-pakuan lainnya. Ya, selaginella memang masuk dalam kelompok paku.
Umumnya, daun selaginella berwarna hijau, tapi jangan khawatir jika melihat daun ini berwarna biru atau kemerahan. Selaginella memang bisa berfungsi sebagai penentu kada asam basa tanah. Cara mengonsumsinya harus sedikit berhati-hati, cuci daunnya dan potong kecil–kecil.
5 Pisau Survival
Pilihan
Pisau survival yang baik,
adalah salah satu alat tool yang dapat menolong pada kondisi survival. Walaupun
ada beberapa orang yang bilang bahwa pisau terbaik adalah yang ada di tangan
kita, dengan skill yang mumpuni kita bisa gunakan segala jenis pisau. Namun,
ada beberapa fitur dari pisau
survival yang bisa jadi lebih baik dari pisau yang lain.
Dalam
memilih pisau untuk
kondisi pedalaman dapat menjadi hal yang sangat personal bagi seseorang, bisa
jadi pendapat seseorang yang memiliki skil tertentu dapat bertentangan bagi
orang lain dengan keahlian berbeda di situasi yang sama.
1.
PISAU KA-BAR USMC
Ini
adalah icon pisau Amerika, pisau paling favorit sepanjang waktu untuk militer,
pakar survival, penggemar aktivitas outdoor dan telah di uji di lapangan oleh berbagai generasi
maritim. KA-BAR awalnya
diproduksi pada Perang Dunia II untuk United State Marine Corp, dan
kemudian pisau ini dengan sangat cepat dapat diterima sebagai pisau standar
untuk pekerjaan sehari-hari seorang prajurit.
Pisau
ini begitu simple tanpa pernak pernik berlebihan dengan tampilan klasik, dan dengan panjang
mata pisau sekitar 7" (18 cm), cukup panjang untuk ukuran pisau (11
7/8", 30 cm).KA-BAR memiliki
pegangan dari kulit yang kokoh, dan pelindung jari yang sangat baik, dan sangat
mudah untuk di asah.
2.
TOM BROWN TRACKER
Pisau survival yang lain adalah tracker,
sebuah pisau yang di rancang oleh Tom
Brown, Jr, seorang expert survival dan ahli gurun yang di segani. Mata
pisau pada tracker ini termasuk pendek (4 ¼", 11 cm), namun panjang
keseluruhan hampir sama dengan KA-BAR.
Apa
yang membedakan pisau ini
dari yang lain adalah desain pisau dan ujung mata pisau, sangat berbeda dari
kebanyakan. Gergaji mini pada
bagian belakang pisau, pada bagian ujung yang dapat untuk menyobek (drawknife),
disamping itu memang pada kenyataannya pisau ini dapat dengan mudah untuk
memotong, membuatnya menjadi pisau
untuk survival yang sangat baik untuk bertahan hidup.
3.
Pisau SOG SEAL Team
SOG adalah salah satu produsen pisau bilah tetap
berbaik di dunia, dan tim SEAL
membangun paradigma bahwa pisau mereka memiliki kekerasan yang extrim. Pisau
ini memang dirancang memiliki ketajaman optimal, ujung yang kokoh, torsi, tahan
terhadap air garam, dan
tahan terhadap semburan gas dan acetylene (las), ditambah aplikasi ketahanan
untuk memotong, memalu, mencongkel, penetrasi dan pemotongan.
Pisau
ini memiliki 7" (18 cm) panjang dan 0.24" (6 mm) tebal, dengan gerigi parsial di tepi, dan
panjang keseluruhan pisau yang mencapai 12,3 " (31 cm). Penggemar pisau
pendek, dan tepi yang tidak bergerigi akan menyenangi pisau ini karena sesuai
dengan keinginan mereka.
4.
COLD STEEL SRK
Baja dingin merupakan bahan yang berkualitas tinggi untuk membuat pisau,
dan perusahanan untuk model SRK mutlak mengunakan itu. SRK sendiri adalah
singakatan dari Survival Rescue
Knife, yaitu pisau untuk pertolongan dan kelangsungan hidup.
Dan di buatlah pisau ini
yang mampu menahan perkerjaan sangat berat sekalipun. Pisau ini memiliki tebal
3/16" (5 mm) dan panjang mata pisau 6" (15 cm), dengan panjang
keseluruhan mencapai 10 3/4" (26 cm). Pisau ini memiliki pelindung jari tunggal dan pegangan yang
bergerigi, yang membuat pisau ini mudah untuk di pegang.
5.
Pisau FALLKNIVEN A1 SWEDISH
Salah satu pisau yang kurang dikenal adalah dari produsen Fallkniven, Swedia. Pada dasarnya mereka
memiliki pisau survival yang
baik model A1. The A1 adalah pisau
full tang (pisau menyatu
dengan bilah), dan memiliki panjang 6,3 " (16 cm) dan terbuat dari
0.24" (6 mm) tebal baja berlapis VG10 (panjang keseluruhan adalah
11", 28 cm). Dengan pegangan grid kotak-kotak,
dan dilengkapi lobang untuk tali temali dan juga pelindung jari.
Itulah beberapa pisau yang
patut dimiliki, meski mungkin agak sulit dicari di Indonesia namun bukan
berarti tidak mungkin.
Tips Menajamkan Pisau dalam Survival
Pernah
terbayang ketika pergi ke alam bebas dimana ternyata pisau yang kita bawa
justru tidak tajam atau karena sebab tertentu, padahal kodisi di alam bebas
tidak terdapat peralatan dan perlengkapan untuk menajamkan pisau. Disamping itu pisau merupakan peralatan yang
sangat penting dalam kondisi survival, lalu apa yang bisa kita lakukan?
Ada kalanya
memang pisau survival di gunakan di keadaan dimana tidak
biasa, dan kadang ia menjadi tumpul dan sulit untuk memotong sesuatu. Ada
beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menajamkan pisau di dalam survival.
1. Buat asahan sendiri
Mengasah
pisau adalah suatu keharusan, gunakan serpihan batu (koral) yang di lapisi pada sebuah kayu untuk dijadikan asahan.
Lalu mulai mengasah pisau
pada kayu tersebut.
2. Menggunakan batu
Pada
dasarnya semua batu bisa untuk digunakan sebagai asahan, namun batu yang halus hasil dari aliran adalah yang
terbaik untuk digunakan. Lihatlah bebatuan di sekitar sungai atau kolam yang mengalir.
Seiring waktu, batu-batu tersebut akan terkikis oleh air. Batuan sedimen akan sangat baik untuk
mengasah karena permukaannya yang teratur dan berbutir kasar.
Setelah menemukan batu yang rata, ambil pisau dan asahlah dengan lembut
sebagaimana biasa mengasah pada batu
asahan. Pastikan melakukan hal yang sama pada kedua sisi pisau tersebut.
3. Asah pisau di sabuk
Jika tidak
memiliki akses terhadap batu atau
asahan, bisa mengunakan sabuk atau asahan yang berbentuk sabuk. Memang seolah tidak logis dan
tidak ada material yang terkikis, namun dengan menggunakan sabuk tersebut bisa
untuk memperbaiki permukaan dari pisau.
Sangat bermanfaat. Makasih :)
BalasHapus