Jumat, 22 Mei 2015

Selamat Jalan, Ibu


Ibu, rasanya aku tidak sepakat saat Sudjiwo Tedjo bilang "Puncak rindu yang paling dahsyat itu ketika dua orang tak saling telp/SMS/BBM dan lain-lainnya tapi diam-diam keduanya saling mendoakan". Saat ini aku sedang mengalami puncak rindu yang paling dahsyat menurutku, Ibu. Bagiku saat ini, puncak rindu yang paling dahsyat adalah ketika seseorang merindukan sebuah nama yang saat ini tidak akan bakal bisa ditemui di dunia ini karena mereka sudah berbeda dunia. Ah, Ibu. Baru beberapa  hari kita berpisah, kenapa aku sudah sangat merindukan-mu Ibu?

I’m always searching for your figure to appear somewhere. When i'm crossing a street, in the middle of my dreams. Everywhere, everytime, though I know you won't be there.

55 tahun. Mengingat 19 Mei 2015 sebagai satu tanggal yang tak akan pernah terlupakan. Tanggal terbaik untuk menyadari, duniaku yang sudah tidak sempurna lagi tanpamu, Ibu :')

Ibu, terima kasih pernah ada dalam 23 tahun kehidupanku selama ini. Untuk setiap makanan yang terhidang di saat aku berpulang dalam keadaan lapar, untuk setiap rasa khawatir yang lebih besar saat aku dalam masalah, untuk resep makanan yang sedikit sekali baru sempat aku pelajari darimu, untuk setiap lorong jalanan yang kita lalui bersama, untuk setiap waktu yang selalu kita luangkan sebagai" saat-saat bahagia bersama" layaknya pasangan ibu-anak yang lain dan untuk segala kasih sayang yang tercurah tanpa pernah meminta balas yang  tak akan pernah bisa ku balas sampai detik engkau meninggalkan dunia ini. Kesederhanaan, kasih sayang, sikap peduli sesama, rela berkorban, pemaaf dan banyak sekali mungkin segala kebaikan yang ada dalam dirimu. Terima kasih pernah menjadi seorang yang mengajari arti kehidupan yang sebenarnya kepada aku dan orang-orang di sekelilingmu.
Ibu, maaf dan terima kasih. Surgalah yang paling pantas menjadi balasan atas segala jerih payah mu membesarkan kami selama ini.

Love your mother, the most beautiful person on this earth. Our best critic, yet our stronger supporter. And our paradise in this world.

Menjadi seorang "ibu rumah tangga" ternyata adalah sebuah karir yang luar biasa. 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sepanjang tahun sepanjang hidup, tidak ada cuti, tidak ada gaji, tidak ada bonus, tidak ada tunjangan dan mungkin kadang ada beberapa ibu yang mengalami takdir "tidak dihargai" oleh putra - putrinya sendiri. Namun ternyata, Allah sangat memuliakan posisi Ibu di hadapanNya, karena dalam sebuah hadits 3x nama Ibu disebut dan kemudian nama Ayah baru disebut 3x.

Wahai kawan, masih lengkap-kah orangtuamu di rumah? Sayangi dan luangkanlah waktu untuk mereka sesibuk apapun kalian di luar sana. Jangan sampai kalian menyesal setelah mereka baru meninggal dunia nanti apalagi saat ibu-mu meninggal. Karena apabila mata ibu telah tertutup, maka hilanglah satu keberkahan di sisi Allah yaitu "Doa Seorang Ibu". Percayalah, karena di setiap kamu merasa beruntung, maka saat itulah doa ibumu didengar oleh-Nya.

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.  (QS 17:23)

Sungguh setengah dari umur ibumu  telah dihabiskan bersamamu untuk membesarkanmu, tanpa pernah ibumu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia. Jika orangtua mu masih lengkap, sayangilah mereka dengan sepenuh hati dan jadilah anak yang menjadi penyejuk hati mereka di dunia. Jika ternyata mereka sudah berbeda dunia, semoga kita menjadi anak sholih dan sholihah yang menjadi amal jariyah, sumber pahala bagi mereka yang sudah berada di dunia yang berbeda sana.

Baru kemarin aku ingin sekali mengulangi pose ini lengkap dengan mas Arif dan mbak Hanifah yang sudah berkeluarga. Namun, ternyata niatan ini tinggal kenangan, Ibu :)
Inilah saat terakhir-ku bersamamu, Ibu :)
Waktu bergulir dengan leluasa. Semua orang berupaya menjadi lebih dewasa dan hanya sedikit sekali yang sadar bahwa orangtua mereka sudah semakin menua.
Sudahkah kamu menyapa orangtuamu hari ini?


Ibu, mungkin aku sudah tidak bisa lagi menyapamu mulai pagi kemarin. Sudah tidak ada lagi dering telpon seperti yang biasa dan sering sekali Ibu lakukan setiap aku pulang malam hanya untuk menanyakan sudah makan belum?. Aku masih belum bisa melupakan saat-saat bahagia bersamamu Ibu, makanan kesukaaanmu, toko yang biasa kita kunjungi ataupun jutaan momen bersama-mu lainnya yang sering kali berkelebatan saat aku memejamkan mata.

Ibu, baik-baik ya disana. Semoga Ibu meninggal dalam keadaan khusnul khotimah tanpa beban apapun, semua dosa - dosa Ibu yang telah lalu diampuni oleh Allah SWT, Ibu terhindar dari segala siksa ataupun fitnah kubur, dilapangkan dan diterangi kuburnya, dan yang terakhir semoga kerinduanku disini bisa terobati dengan perjumpaan kita di surga-Nya kelak. Amiin..

Ibu, doakan saya (dan keluarga disini terutama Bapak) bisa kuat dan istiqomah meneladani semua kebaikan yang ada dalam dirimu. Selamat jalan, Ibu. Semoga Ibu tenang untuk berjumpa lagi dengan kami di alam selanjutnya. 

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْراً  ~ Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” Aamiin.. 
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Note :

Saya ucapkan maaf dan terima kasih untuk semua orang yang melantunkan doa tulus tanpa pamrih serta semua orang yang menyempatkan waktu di sela-sela kesibukannya yang luar biasa untuk menghadiri prosesi sebelum dan saat pemakaman ibu saya. Semoga kebaikan yang kita perbuat akan mendatangkan kebaikan yang berbalik kepada diri kita sendiri sekarang atau nanti. Terima kasih menyadarkan saya kembali bahwa masih ada kalian yang menyayangi saya dan memberikan dukungan saat saya kehilangan salah satu separuh jiwa saya. 
Terima kasih, Allah-lah sebaik-baik pembalas atas kebaikan kalian :')

3 komentar:

  1. Subhaanalloh,,,semoga kau bisa manjadi anak sholihah,,harta terindah orangtua dunia dan akhirat

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum kak. Saya izin post kata2nya di ig saya yaa kak. Soalnya ini sama persis dengan yg saya rasakan, semua kata2 yg kk tuliskan benar2 menggambarkan perasaan saya.
    Saya tak pandai berkata-kata kak.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum kak. Saya izin memakai kata2 kk di post ig saya yaa kak. Soalnya ini sama persis dgn yg saya rasakan. Ini benar2 menggambarkan isi hati saya.
    Saya tak pandai berkata-kata kak

    BalasHapus

Terimakasih telah meninggalkan komentar :)