Sabtu, 01 Juni 2013

Pemuda Muslim, Kunci Kebangkitan Umat (Juara 1 Lomba Essay Competition FK UNS 2013)


Gegap gempita pengumuman pemenang ajang paling bergengsi para tokoh ilmuan dunia  telah diumumkan oleh nobel foundation beberapa saat lalu. Penghargaan yang akan diselenggarakan di Swedia 10 desember 2010, dapat menjadi salah satu gambaran keadaan umat muslim sekarang. Utamanya mengenai perkembangan ilmu pengetahuan. Diajang bergengsi tersebut, tidak ada satupun umat muslim yang mendapatkan penghargaan. Padahal jumlah umat muslim di dunia adalah 2 : 10, artinya setiap sepuluh orang, dua diantaranya adalah umat muslim. Tercatat sejak diselenggarakan penghargaan nobel tahun 1901, penerima penghargaan dari kalangan umat muslim jumlahnya kurang dari sepuluh. Sebagian besar yang memperoleh penghargaan nobel adalah kaum yahudi dan warga Amerika non yahudi lainnya, yang notabene adalah musuh Islam. Sejak tahun 1901 – 2007 kaum yahudi telah berhasil mendapatkan nobel sebanyak 161 buah. Mereka banyak memborong nobel dalam bidang –bidang eksak seperti kimia dan fisika. Padahal jumlah kaum yahudi di dunia ini hanya 0,2%, atau dua diantara seribu orang. Sungguh berbeda jauh dengan keadaan umat muslim. Jika umat muslim mampu mengimbangi kaum yahudi dalam penghargaan ini, maka seharusnya umat muslim mendapatkan nobel sebanyak 22.260 hadiah nobel!!!
 Sedikitnya umat muslim yang mendapatkan nobel menjadi gambaran dari ketertinggalan umat dalam bidang illmu pengetahuan. Hal ini sangat kontras dengan keadaan umat muslim terdahulu, yang menunjukan kemajuan umat Islam dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Sejarah mencatat, seribu tahun yang lalu sejak terbentuknya Negara Islam di Madinah yang di pimpin langsung oleh Rasullulah, dilanjutkan beberapa zaman sesudahnya yaitu kekhalifahan khulaufaurasyidin, pemerintahan Bani Umayah, Bani Abasiyah, kerajaan Islam Andalusia, dan kerajaan Turki Usmani. Umat Islam pada masa itu adalah pemimpin dalam peradanban dan ilmu pengetahuan hingga membuat bagian dunia lain iri dengan kemajuan umat islam. Banyak ilmuan besar yang lahir, ‑­diantaranya adalah Abu Rayhan Al Biruni, seorang fisikawan, sosiolog, astronom, sastrawan, matematikawan, dan sejarahwan yang oleh professor Abdus Salam (pemenang nobel dalam bidang fisika tahun 1979) dipertimbangkan sebagai bapak unified field theory (teori segala sesuatu), Al Farabi seorang filosof terbaik, Abul Kamil dan Ibnu Sina yang merupakan dokter dan matematikawan terbaik dan ada pula ahli goegrafi terbaik yaitu Al Tabrani.
Kemajuan umat Islam dalam ilmu pengetahuan, oleh Carli Fiorina seorang CEO Hewlett Packard yang visioner dan berbakat tinggi, diungkapkan dalam kata-katanya, “Adalah para arsitek yang mendesaign bangun-bangun yang mampu melawan gravitasi. Adalah para matematikawan  yang menciptakan aljabar dan logaritma yang dengnya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat untuk penyakit. Adalah para astronom yang melihat  langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah; kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan gagasan – gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh energi. Ketika ilmu pengetahuan dihapus akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup, dan menyebarkannya pada peradanban lain. Tatkala peradaban barat modern sedang berbagi pengetahuan ini, peradaban yang sedang saya bicarakan ini adalah dunia Islam yang bermula pada tahunn 800 – 1600 M, yang terasuk didalamnya Dinasti Otonom dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, dan penguasa agung seperti Sulaiman yang bijak. Walaupun kita seringkali tidak menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsinya merupakan bagian dasar dari pengetahuan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan arab”.
 Namun nampaknya sejarah yang gemilang ini tidak ditiru oleh umat muslim zaman sekarang. Sejak jatuhnya kekuasaan Turki Usmani pada tahun 1924 umat Islam mengalami kemunduran dan ketertinggalan dalam berbagai bidang. Tidak ‑­
hanya ilmu pengetahuan namun juga dalam bidang-bidang lain seperti ekonomi, budaya, teknologi, dan politik.
Kemunduran yang dialami umat muslim harus segera disudahi dan dicari solusi.  Umat harus bangkit dan menyongsong kembali kejayaan yang pernah ditorehkan oleh para pendahulu. Fakta sejarah kejayaan umat dijadikan sebagai teladan untuk mencapai kembali kejayaan. Bukan hanya sebagai kisah yang membuat kita berdecak kagum dan berbangga bahwa kita pernah berjaya, sedangkan kenyataanya sekarang kita mengalami keterpurukan berkepanjangan.
Kebangkitan kembali umat muslim adalah suatu keharusan. Karena umat muslim merupakan umat terbaik yang dilahirkan, yang menyeru pada yang hak dan mencegah dari yang batil dan beriman kepada Allah. Jika kita melihat kembali sejarah dan keadaan umat saat ini, maka kunci kebangkitan umat muslim terletak ditangan para pemuda.
Kenapa pemuda? Karena pemuda memiliki energi potensial yang besar dan menyimpan banyak harapan dimasa depan. Ia akan menjadi pemimpin yang menentukan keadaan umat selajutnya. Sebuah hadist menyatakan bahwa syu’banulyaum riajlul ghad, pemuda hari ini memimpin dimasa depan. Seorang ulama mesir, Hasan Al Bana pernah menyampaikan bahwa,” umat harus bangkit. Namun asset umat ini untuk bangkit kembali telah terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda”.
 Pemuda muslim menjadi sosok yang sangat diharapkan menjadi agen pembawa kejayaan Islam. Jika semua pemuda muslim telah meyadari dan mau memulai langkah kearah kebangkitan, maka kejayaan Islam mendatang tinggal menunggu waktu.
Peran serta pemuda dalam membawa panji-panji kejayaan Islam telah berlaku sejak zaman Rasulallah. Ketika Rasulullah memulai agenda dakwahnya, Ia menjadikan pemuda dan para pemimpin sebagai sasarannya. Tentunya Rasulullah ‑­
sangat paham kenapa beliau memilih para pemuda. Sejarah membuktikan bahwa keputusan Rasulullah memilih para pemuda merupakan cara yang tepat untuk berjuang menegakan panji-panji Islam. Terbukti dakwah Islam tetap kokoh meskipun banyak kaum kafir yang melakukan penekanan dan penindasan atas perjuangan Rasulullah. Para pemuda ini tercatat sebagai manusia yang berperan besar atas keberlangsungan dakwah Islam. Diantara pemuda-pemuda binaan Rasul saat itu adalah Abu Bakar yang berusia tiga tahun lebih muda dari Rasul, Umar Bin Khatab yang berusia 27 tahun dan Ali Bin Abi Thalib yang berusia paling muda. Selain mereka ada pula Abdul Rahman BinAuf, Sa’id Bin Zaid, Muhs’ab Bin Umair dan banyak lagi pemuda yang membersamai perjuangan Rasulullah.
Sepeninggal Rasul dan generasi sesudah para sahabat, tercatat nama-nama pemuda yang menjadi pengusung kejayaan umat islam selanjutnya. Diantaranya adalah Umar Bin Abdul Azis, beliau memerintah di usia yang sangat muda. Beliau mampu menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Hingga pada saat itu dokter sulit menemukan orang yang sakit. Adapula Muhammad Al Fatih yang dalam usia mudanya mampu memmipin pasukan perang dan berhasil menaklukan Konstatinopel. Kemudian sultan muda Salahuddin Al Ayubi, dengan semangat juang yang dimiliki beliau mampu mengalahkan tentara salib dan berhasil merebut tanah Baitul Maqdis.
Dalam catatan sejarah bangsa kita pun, peran pemuda sudah tidak kita ragukan lagi. Pangeran Diponegoro seorang pejuang muda yang mampu memimpin pasukan melawan tentara Belanda. Bung Tomo dengan begitu semangatnya mengobarkan semangat arek-arek Surabaya. Kemudian konsep persatuan bangsa Indonesia pun digagas oleh para pemuda dalam sumpah pemuda tahun 1928. Menjelang reformasi, kaum mudalah yang mendorong bung Karno dan bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Kemerdekaan yang berasal dari rahmat Allah dan perjuangan bangsa Indonesia sendiri bukan hadiah dari penjajah. Pada dua belas tahun yang lalupun ketika peristiwa jatuhnya orde baru para pemuda kembali membuktikan diri, bahwa mereka merupakan agent of change yang siap memperbaharui suatu sistem yang tidak sesuai.
‑­
Tetapi hingga saat ini, belum semua pemuda muslim menyadari besarnya potensi yang mereka miliki. Masih banyak pemuda yang meniru budaya barat yang tidak memiliki moral dan pandangan hidup yang jelas. Kita lihat disekitar kita banyak pemuda muslim yang berlomba-lomba menjadi seorang artis, dengan mengikuti berbagai kontes bakat. Berpakaian dan bergaya layaknya artis pujaan. Rasulullah tidak lagi menjadi contoh dan suri tauladan dalam kehidupan. Memang tidak semua pemuda muslim seperti itu, masih ada yang memegang teguh ajaran agama, dan mencita-citakan kejayaan kembali umat Islam. Namun jumlah mereka lebih sedikit dibandingkan yang tidak.
Sebagai pemuda muslim sejati sudah seharusnya menjadikan Islam sebagai pandangan hidup sehingga akan melahirkan semangat luar biasa dari dalam diri. Semangat yang dilatarbelakangi keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Berjuang bukan karena mengharapkan harta atau ketenaran, namun mengharapkan pahala dan kerinduan atas kembalinya kejayaan Islam. Telah banyak kisah yang menceritakan para pemuda yang meraih kejayaan karena berjuang berlandaskan keimanan.
Ingatkah dengan kisah ashabul kahfi? Kisah mengenai pemuda pemuda yang beriman kepada Allah swt dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah. Mereka ditidurkan oleh Allah dalam gua selama 300 dan 9 tahun. Kemudian kisah pemuda yang memiliki tekad kuat menunutut ilmu pada nabi Khidir, yaitu Musa as. Lalu kisah pemuda yang mempertahankan ketauhidan meskipun ditentang oleh sang ayah. Dialah Ibrahim as yang menghancurkan berhala – berhala buatan ayahnya. Dan ingatkanh dengan pemuda yang berhasil melawan godaan nafsu meskipun dia sangat terjepit? Dialah Yusuf as yang digoda oleh istri tuannya. Lalu pemuda yang taat kepada kedua orang tuanya dialah Isa as dan Yahya as. Kemudian pemudi yang mampu menjaga kehormatannya, dialah Maryam ibunda nabi Isa as. Al Qur’an telah mengisahkan begitu banyak pemuda. Yang karena ketaatanya kepada Allah kisahnya diabadikan dalam Al Qur’an dan menjadi contoh bagi umat manusia.
‑­
Dalam menyongsong kejayaan kembali umat islam, pemuda muslim harus berpegang teguh pada Al Qur’an agar memiliki kekuatan dan keteguhan iman serta mempunyai panduan dalam berjuang. Ketika masa Rasulullah, pemuda islam begitu gigih mempelajari al Qur’an, sehingga muncul para sahabat dari kalangan pemuda yang menjadi ahli al Qur’an. Seperti Ali Bin Abi Thalib, Abdullah Ibn’ Umar dan Mu’adz Ibn’ Jabal. Sayyid Qubt dalam bukunya Ma’alim fith Thariq, menerangkan bahwa salah satu cara untuk mencapai kemajuan, umat islam harus menciptakan generasi yang unggul ‘jillul qur’ani al farid, yaitu pribadi yang mengikuti al Qur’an dalam kehidupannya. Karena al Qur’an berisikan petunjuk bagi umat serta salah satu peninggalan istimewa dari Rasulullah untuk umatnya.
Menyikapi peninggalan Rasullulah yang merupakan petunjuk umat muslim belumlah cukup hanya dengan mengetahui dan mengingat apa yang beliau sampaikan. Namun ada pula sisi penting yang nampaknya sering terlupakan dan perlu di pahami oleh para pemuda muslim yang akan menyongsong bangkitnya Islam. Yaitu Rasulullah adalah orang yang menyukai dan mencintai prestasi. Beliau selalu menjaga mutu dari setiap amalannya. Shalat, shaum dan ibadah lainnya beliau lakukan dalam kualitas yang tertinggi. Allah azza wa jalla menegaskan bahwa “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasullulah suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah”.
Sebagai pemuda yang senantiasa mencontoh Rasulullah dan mengemban amanah untuk mengukir kembali kejayaan Islam, maka sudah seharusnya pemuda muslim menunjukan kualitas terbaiknya dalam setiap amalan. Ibadah shalat, puasa, zakat adalah dijalankan dengan kualitas yang terbaik. Menuntut ilmu, beramal, berorganisasi, berkarya, dilakukan dengan semangat dan keikhlasan yang terbaik.  Dengan menunjukan kualitas yang terbaik, maka pemuda muslim mampu memanfaatkan energi potensial yang dimiliki. Bagi seorang dokter, jadilah dokter muslim dengan kulaitas terbaik. Seorang guru, jadilah guru muslim dengan kualitas terbaik. Apapun profesinya maka lakukanlah dengan kualitas yang terbaik. Allah ‑­
Azza Wa Jalla juga selalu mementingkan penilaian terbaik dari mutu yang bisa dilakukan baik dalam urusan duiniawi maupun ukhrawi.
 Kitalah umat muslim yang paling berhak menjadi umat terbaik yang memimpin dunia, karena mereka non muslim mengingkari, bahwa potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah dan karunia Allah SWT. “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang dari mungkar dan beriman kepada Allah…!”
Pemuda muslim, sudah terlalu lama umat Islam berada dalam kemunduran. Ditangan kalian para pemuda ada tanggung jawab besar untuk mengembalikan kejayaan Islam. Tidak sepantasnya jika terlena oleh keadaan, karena banyak yang harus disiapkan untuk menyongsong kebangkitan Islam. Kita tidak perlu ragu akan keberhasilannya, karena Allah telah menjanjikan kejayaanya , hanya waktunya yang belum diketahui. Jika perjuangan belum berhasil saat ini, maka masih ada harapan di kemudian hari.
Adalah pilihan kita untuk menjadi umat pengganti atau yang tergantikan. Kita diam atau beraktifitas, waktu akan terus bergulir. Sekarang kita pemuda, esok kita dewasa dan menjadi pemimpin, hingga akhirnya kita kembali kehadirat-Nya.  Para pemuda teruslah bergerak dan berjuang, tunjukanlah karya terbaikmu. Sekali lagi, kitalah umat muslim yang paling pantas memimpin dunia. Bukan mereka orang-orang kafir yang dengan kesombongannya mendewakan akal dan menolak eksistensi Allah Sang Pencipta.  Penulis menyampaikan pesan ini utamanya untuk diri pribadi.  Tolonglah agama Allah, maka Allah akan menolongmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan komentar :)